Laut Tak Berbatas
( Hasanuddin
WS )
ANALISIS PUISI
Ditulis untuk memenuhi salah satu tugas kuliah evaluasi
pembelajaran Teori Sastra ,dengan dosen pengampu Bapak Aan Sugianto Mas, M.Si.
Oleh
Fifin Fadriah
Fifin Fadriah
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP,UNIKU
2012
FKIP,UNIKU
2012
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas menganalisis buku antalogi puisi
berjudul Laut Tak Berbatas karya
Hasanuddin WS. Dalam penyelesaian analisis puisi ini, saya banyak mengalami
kesulitan terutama disebabkan karena sedikitnya pengetahuan tentang
menganalisis puisi. Namun berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya
analisis puisi ini dapat saya selesaikan, walaupun masih banyak kekurangan.
Saya menyadari bahwa tersusunnya analisis puisi ini
bukan hanya atas kemampuan dan usaha saya semata, namun juga berkat bantuan
dari berbagai pihak, oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih yang
mendalam kepada yang terhormat Bapak Aan Sugiantomas Msi, selaku dosen
pembimbing mata kuliah Teori Sastra yang telah memberikan bimbingan, motivasi
dan pengarahan dalam penyusunan tugas ini.
Saya bersedia menerima kritik dan
saran yang positif dari pembaca untuk bahan pertimbangan dalam memperbaiki
analisis puisi saya ini di kemudian hari
Dengan menyelesaikan analisis puisi
ini penulis mengharapkan banyak manfaat yang dapat diambil darinya. Semoga
analisis ini dapat memberikan inspirasi dan bermanfaat bagi pembaca dan rekan
mahasiswa.
Fifin
Fadriah
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………….. i Daftar
Isi ………….. ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ………….. 1
B. Rumusan
Masalah ………….. 1
C. Tujuan ………….. 1
D. Kegunaan ………….. 1
BAB
II PEMBAHASAN MATERI
A.
Landasan
Teoritis .................. 2
B.
Pembahasan
Puisi .................. 4
1. Meditasi .................. 4
2. Dalam
Sepi .................. 7
3. Mulailah .................. 10
4. Cermin .................. 14
5. Jejak .................. 17
6. Jarak .................. 20
7. Antara .................. 23
8. Taman
Kata .................. 26
9. Mengikut
Apa .................. 29
10. Mihrab .................. 32
11. Kunci .................. 35
12. Kubur
1 .................. 38
13. Kala
Hujan Memandang Langit .................. 41
14. Ketika
Kudengar Suaramu .................. 44
15. Sebatas
Apa .................. 47
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan …………… 50
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang masalah
Sebagai mahasiswa jurusan pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia sudah sepatutnya kita menyadari bahwa sebuah karya
sastra adalah sesuatu yang sangat kaya dengan makna. Karyatersebut dapat
dipahami agara dapat diketahui makna yang terkandung didalamnya.
Selain itu, kita dihadapkan pada
sebuah tantangan bahwa kita akan menjadiseorang pengajar yang di tuntut untuk
mempunyai kompetensi untuk mengajarkan sastra, yang salah satunya adalah
pemahaman terhadap sastra puisi. Oleh sebab itu, maka kita harus senantiasa
dapat memahami bagaimana cara atau metode dalam memaknai sebuah karya sastra.
B.
Rumusan
masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam
makalah yang penulis susun adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
cara memahami puisi ?
2. Apa
makna yang terkandung dari puisi dalam analisi puisi ?
C.
Tujuan
Tujuan
yang ingin dicapai setelah penyusunan makalah adalah :
1. Memberikan
gambaran bagaimana cara memahami sebuah puisi
2. Memberikan
makna atau tafsiran terhadap beberapa contoh puisi yang terdapat dalam analisis
puisi
D.
Kegunaan
Analisis puisi ini diharapkan menjadi
sebuah gambaran tantangan cara atau langkah yang harus ditempuh oleh seorang
apresiator dalam memaknai puisi, khusus tentang hakikat puisi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Landasan
teoretis
Memahami sebuah puisi ternyata
bukanlah hal yang mudah. Hal ini disebabkan bahwa puisi merupakan sebuah karya
satra yang multi interpretatif, sehingga memungkinkan makna yang lebih dari
satu dari sudut mana apresiator menerjemahkan puisi tersebut.
Prof.
Dr. Mursal Estem dalam bukunya yang
berjudul Memahami puisi, memberikan kemudahan dalam memahami ssebuah
puisi, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Perhatikan
judulnya
2. Lihat
kata-kata yang dominan
3. Selami
makna konotatif
4. Makna
yang lebih benar adlah makna yang sesuai dengan struktur bahasa
5. Untuk
menagkap maksud sebuah puisi, prosakanlah atau parafrasekan puisi tersebut.
6. Untuk
siapa yang dimaksud kata ganti yang terdapat dalam puisi tersebut.
7. Temukan
pertalian antara semua unsur dalam puisi
8. Mencari
makna yang tersembunyi
9. Memperhatikan
corak sebuah sajak
10. Harus
dapat menunujukan bait mana, atau larik mana yang menjadi sumber tafsiran
tersebut.
Dalam
memahami puisitidak hanay dapat dilakukan dengan meninjau unsur fisiknya saka,
melainkan ada unsur lain yang tidak kalah pentingnya untuk dipahami.
Herman J. Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi
puisi mengistilahkan unsur interinsik dengan hakikat puisi. Ada 4 unsur hakkat
puisi, yakni :
1.
Tema
Herman J. Waluyo (1987:106)
mengatakan “Tema merupakan pokok atau subjek-matter yang di kemukakan oleh
penyair” ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer
dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) uang
melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam
puisi, puisi ttersebut harus ditafsirkan secara utuh.
2.
Perasaan
(feeling)
Perasaan ini adala keadaan jiwa
penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh
pernyataan yang di kemukakan oleh Herman J. Waluyo (1987:121) bahwa perasaan
adalah “suasana perasaan penyair yang ikut di ekspresikan dan harus dapat di
hayati oleh pembaca”.
3.
Nada
atau suasana
Nada adalah sikap penyair dalam
menyampaikan puisi terhadap pembaca, beraneka ragam sikap yang sring digunakan
oleh penyair, seperti yang di kemukakan oleh Herman J. Waluyo (1987:125)
“.....apakah dia ingin bersifat menggurui, menasihati, menindir atau bersifat
lugas....”
4.
Pesan
(amanat)
Herman J.Waluyo (1987:130)
menyatakan bahwa “pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan
pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”.
B.
PEMBAHASAN
Berikut
adalah beberapa puisi yang telah penulis tentukan makna di balik hakikat puisi
tersebut.
MEDITASI
Mestikah
kita kenang pengorbanan
sia- sia ini.Berdiri
menghitung jari bagai masa kanak
coba memilah salah dan benar
yang batasnya entah.Lalu
kitapun bersejingkat antara
takut dan malu mengintip sorga
yang kacau dan kabur suaranya .Kita
telah terjebak dalam kebisingan
suara yang gebalau
yang kemudian menggiring kita
sampai terdampar
di tempat
ini
( Hasanuddin WS, 1989 , hal 4 )
sia- sia ini.Berdiri
menghitung jari bagai masa kanak
coba memilah salah dan benar
yang batasnya entah.Lalu
kitapun bersejingkat antara
takut dan malu mengintip sorga
yang kacau dan kabur suaranya .Kita
telah terjebak dalam kebisingan
suara yang gebalau
yang kemudian menggiring kita
sampai terdampar
di tempat
ini
( Hasanuddin WS, 1989 , hal 4 )
Isi
a.
Objek
Objek dalam puisi tersebut
adalah Permasalahan , karena yang dibicarakan adalah tentang sebuah
permasalahan yang dialami penyair yaitu susah dalam menentukan salah dan
benarnya sesuatu.Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-4 dan 5
dalam bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
................................................
coba memilah salah dan benar
yang batasnya entah................
................................................
coba memilah salah dan benar
yang batasnya entah................
................................................
b.
Tema
Pokok
persoalan pada puisi tersebut adalah Perenungan ,
karena puisi itu menceritakan tentang perenungan seseorang yang mengalami
kegalauan. Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-12 hingga
baris ke-14 dalam bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
..................................................
yang kemudian menggiring kita
sampai terdampar
di tempat ini
yang kemudian menggiring kita
sampai terdampar
di tempat ini
Diksi di tempat ini diatas
bisa juga diartikan sebagai tempat meditasi atau tempat perenungan penyair.
c.
Rasa
/ feeling
Sikap
penyair terhadap objek adalah Rasa Antipati , penyair merasa jenuh
dan kesal terhadap permasalahan hidupnya . Hal tersebut nampak ditulis oleh
penyair pada baris ke-1 dan 2 dalam bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan
berikut:
mestikah
kita kenang pengorbanan
sia- sia ini.......................................
sia- sia ini.......................................
d.
Nada
Sikap penyair
terhadap pembaca adalah hanya memberi tahu saja.
e. Amanat
Pesan
yang tersirat dari puisi tersebut adalah seseorang yang belum bisa menentukan kepastian
salah dan benar sesuatu akan terjebak dalam kegalauan,jadi kita harus pandai
dalam menentukan sesuatu antara salah dan benarnya.
Struktur
a.
Diksi ( Pemilihan
kata yang dianggap mengandung nilai tertentu )
o memilah
salah dan benar adalah diksi yang tepat
untuk mewakili objek dalam puisi tersebut.
o di
tempat ini ( tempat perenungan ) adalah diksi
yang tepat untuk menggambarkan tema
dalam puisi tersebut.
o sia-
sia ini sangat tepat untuk menggambarkan rasa
antipati penyair terhadap objek dalam puisi tersebut.
b.
Pengimajian
( angan – angan )
Pengimajian yang terdapat dalam puisi
tersebut adalah Imajinasi visual ( seolah- olah terlihat ) yang nampak ditulis
oleh penyair pada baris ke-2 dan 3 dalam bait puisi diatas.Terdapat dalam
kutipan berikut:
...........................................Berdiri
menghitung jari bagai masa kanak
......................................................
menghitung jari bagai masa kanak
......................................................
Penyair menggambarkan seolah kita
melihat waktu kecil kita ketika sedang menghitung jari.
c.
Gaya
Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan penyair dalam
puisi itu adalah Personifikasi , yang nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-7
dan 8 dalam bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
........................................Sorga
yang kacau dan kabur suaranya
..................................................
yang kacau dan kabur suaranya
..................................................
Sorga
yang merupakan benda tak bernyawa seolah- oleh memiliki sifat manusia.
d.
Irama
Irama dalam puisi
tersebut adalah irama yang menghentak ,tergambar dari sikap penyair terhadap
objek yang menunjukan bahwa penyair merasa antipati terhadap objek,ia merasa jenuh
dan kesal terhadap permasalahan hidupnya.
e.
Rima
Rima
yang terdapat dalam puisi tersebut adalah rima internal asonansi ( rima yang
mempunyai keserasian huruf vokal dan terdapat pada baris yang sama). Dalam
kutipan berikut ini terdapat keserasian huruf vokal i.
Mestikah
kita
kenang pengorbanan sia- sia ini
Berdiri menghitung jari bagai masa kanak
...................................................................
Berdiri menghitung jari bagai masa kanak
...................................................................
DALAM SEPI
Ketika
sepi mencegat
kita tak bisa berbuat apa – apa kecuali
menyodorkan rindu dan cepat – cepat
menyembunyikan birahi
di saku
saku
kita tak bisa berbuat apa – apa kecuali
menyodorkan rindu dan cepat – cepat
menyembunyikan birahi
di saku
saku
(
Hasanuddin WS, 1988 , hal 7 )
Isi
a.
Objek
Objek dalam puisi tersebut
adalah Suasana sepi , karena yang dibicarakan adalah tentang suasana kesepian
yang dirasakan penyair.Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada baris
pertama dalam bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
ketika sepi mencegat
.................................
b.
Tema
Pokok
persoalan pada puisi tersebut adalah Kesepian ,
karena puisi itu menceritakan tentang seseorang yang merasa kesepian,dan tak
dapat berbuat banyak untuk menghibur dirinya. Hal tersebut nampak ditulis oleh
penyair pada baris ke-1 dan 2 dalam bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan
berikut:
Ketika
sepi mencegat...............
kita tak dapat berbuat apa-apa..
..................................................
kita tak dapat berbuat apa-apa..
..................................................
c.
Rasa
/ feeling
Sikap
penyair terhadap objek adalah Rasa Antipati , penyair benci dengan
keaadaan saat ia sendiri,ia kesepian dan tak dapat berbuat apa- apa. Hal
tersebut nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-1 dan 2 dalam bait puisi
diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
Ketika sepi mencegat...............
kita tak dapat berbuat apa-apa..
..................................................
kita tak dapat berbuat apa-apa..
..................................................
d.
Nada
Sikap penyair
terhadap pembaca adalah hanya memberi tahu saja.
e. Amanat
Pesan yang
tersirat dari puisi tersebut adalah kita harus bersabar saat kita merasa
kesepian saat jauh dengan kekasih kita.
Struktur
a.
Diksi ( Pemilihan
kata yang dianggap mengandung nilai tertentu )
o Sepi
adalah diksi yang sangat tepat untuk mewakili objek
dalam puisi tersebut.
o Ketika
sepi mencegat adalah diksi yang
tepat untuk menggambarkan tema
dalam puisi tersebut.
o Tak
dapat berbuat apa-apa sangat tepat untuk
menggambarkan rasa antipati penyair terhadap objek dalam puisi tersebut.
b.
Pengimajian
( angan – angan )
Pengimajian yang terdapat dalam puisi
tersebut adalah Imajinasi taktil ( seolah- olah terasa ) yang nampak ditulis
oleh penyair pada baris pertama dalam bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan
berikut:
Ketika
sepi mencegat
..................................
..................................
Penyair menggambarkan seolah kita ikut
merasakan suasana kesepian.
c.
Gaya
Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan penyair dalam
puisi itu adalah Personifikasi , yang nampak ditulis oleh penyair pada baris pertama
dalam bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
Ketika sepi mencegat
..................................
..................................
Sepi
yang merupakan suatu perasaan yang tak bernyawa dan hanya bisa dirasakan
dijadikan seolah- olah memiliki sifat manusia,yaitu mencegat.
d.
Irama
Irama dalam puisi
tersebut adalah irama yang menghentak ,tergambar dari sikap penyair terhadap
objek yang menunjukan bahwa penyair merasa antipati terhadap objek,ia benci
dengan kesepian yang dia alami,karena dia tak dapat berbuat apa- apa untuk
meluapkan rindunya kepada seseorang.
e.
Rima
Rima
yang terdapat dalam puisi tersebut adalah rima internal asonansi ( rima yang
mempunyai keserasian huruf vokal dan terdapat pada baris yang sama).
Dalam kutipan
berikut ini terdapat keserasian huruf vokal e pada baris pertama, dan
huruf vokal a pada baris ke-2.
Ketika sepi mencegat
kita tak bisa berbuat apa- apa. Kecuali
.............................................................
kita tak bisa berbuat apa- apa. Kecuali
.............................................................
MULAILAH
Mulailah
meneruka
membangkang kematian yang menjadi milikmu
begitu kau dilahirkan
membangkang kematian yang menjadi milikmu
begitu kau dilahirkan
Mulailah
memilah rasa
mengingkari dosa yang begitu rindu
untuk selalu kau lakukan
mengingkari dosa yang begitu rindu
untuk selalu kau lakukan
Mulailah
menangkup diri
memagut tali nasib menerima kekalahan
yang takkan pernah mungkin kau elakkan
memagut tali nasib menerima kekalahan
yang takkan pernah mungkin kau elakkan
Isi
a.
Objek
Objek dalam puisi tersebut
adalah Nasib , karena yang dibicarakan adalah tentang nasib yang sudah
ditentukan untuk kita.Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-2
dalam bait ke-3 puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
.................................................................
memagut tali nasib menerima kekalahan
yang takkan pernah mungkin kau elakkan
b.
Tema
Pokok
persoalan pada puisi tersebut adalah Kepasrahan ,
karena puisi itu menceritakan tentang seseorang yang merasa pasrah terhadap
nasib yang ditentukan olehnya. Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada
bait ke-3 puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
Mulailah
menangkup diri
memagut tali nasib menerima kekalahan
yang takkan pernah mungkin kau elakkan
memagut tali nasib menerima kekalahan
yang takkan pernah mungkin kau elakkan
c.
Rasa
/ feeling
Sikap penyair terhadap objek adalah Rasa simpati
, penyair merasa setiap orang tak selalu bersyukur dengan nasib yang
telah ditentukan untuknya,mereka selalu mengeluh. Hal tersebut nampak ditulis
oleh penyair pada baris ke-1 dan 2 dalam bait ke-3 puisi diatas.Terdapat dalam
kutipan berikut:
Mulailah menangkup diri
memagut tali nasib..........
........................................
d.
Nada
Sikap
penyair terhadap pembaca adalah menasehati,dia ingin menasehati
setiap orang menerima nasib seperti apapun yang telah ditentukan untukknya. Hal
tersebut nampak ditulis oleh penyair pada bait ke-3 puisi diatas.Terdapat dalam
kutipan berikut:
Mulailah menangkup diri
memagut tali nasib,menerima kekalahan
yang takkan pernah mungkin kau elakkan
memagut tali nasib,menerima kekalahan
yang takkan pernah mungkin kau elakkan
e. Amanat
Pesan yang dapat
kita ambil dari puisi tersebut adalah kita harus orang menerima nasib seperti
apapun yang telah ditentukan untuk kita,dan harus bersyukur atas kehidupan
kita.Diperjelas oleh penyair pada bait ke-3 puisi diatas.Terdapat dalam kutipan
berikut:
Mulailah menangkup diri
memagut tali nasib,menerima kekalahan
yang takkan pernah mungkin kau elakkan
Struktur
a.
Diksi ( Pemilihan
kata yang dianggap mengandung nilai tertentu )
o Tali
nasib adalah diksi yang sangat tepat untuk mewakili objek
dalam puisi tersebut.
o Mulailah
adalah
diksi yang tepat untuk menggambarkan tema
dalam puisi tersebut.
o Memagut
tali nasib sangat tepat untuk menggambarkan rasa simpati
penyair terhadap objek dalam puisi tersebut.
o Mulailah
sangat tepat untuk mewakili nada
menasehati dan amanat penyair kepada pembaca dalam
puisi tersebut.
b.
Pengimajian
( angan – angan )
Pengimajian yang terdapat dalam puisi
tersebut adalah Imajinasi taktil ( seolah- olah terasa ) yang nampak ditulis
oleh penyair pada bait ke-2 puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
Mulailah memilah rasa
mengingkari dosa yang begitu rindu
untuk selalu kau lakukan
.......................................
mengingkari dosa yang begitu rindu
untuk selalu kau lakukan
.......................................
Penyair menggambarkan seolah kita ikut
merasakan bahwa kita memang selalu rindu untuk melakukan dosa,yang seharusnya
kita hindari.
c.
Gaya
Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan penyair dalam
puisi itu adalah Hipalase , yang nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-2 dalam
bait kedua puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
.........................................................
mengingkari dosa yang begitu rindu
untuk selalu kau lakukan
mengingkari dosa yang begitu rindu
untuk selalu kau lakukan
Bukan dosa nya yang rindu untuk
dilakukan,namun manusianya yang rindu untuk melakukan dosa,gaya bahasa ini
menjelaskan kebalikan dari suatu relasi alamiah dua komponen.
d.
Kata
Kongkrit
Nampak diperjelas oleh penyair,kutipan
yang terdapat pada baris ke-2 dan 3 pada bait kedua dalam puisi tersebut
merupakan kata kongkrit.
......................................
mengingkari dosa yang begitu rindu
untuk selalu kau lakukan
mengingkari dosa yang begitu rindu
untuk selalu kau lakukan
Sudah jelas kutipan tersebut mampu
mengkongkritkan dan memberikan gambaran jelas,bahwa manusia sebenarnya selalu
rindu untuk melakukan dosa.
e.
Irama
Irama dalam puisi
tersebut adalah irama yang syahdu ,tergambar dari sikap penyair terhadap objek
yang menunjukan bahwa penyair merasa simpati terhadap objek, penyair merasa
setiap orang tak selalu bersyukur dengan nasib yang telah ditentukan untuknya,mereka
selalu mengeluh.
f.
Rima
Rima yang terdapat
dalam puisi tersebut adalah rima internal aliterasi ( rima yang
mempunyai keserasian huruf konsonan dan terdapat pada baris yang sama).Dalam
kutipan berikut ini terdapat keserasian huruf konsonan m .
....................................
Mulailah memilah rasa
membangkang kematian yang menjadi milikmu
......................................
Mulailah memilah rasa
membangkang kematian yang menjadi milikmu
......................................
CERMIN
Di
dalamnya bayang kita menantang
mengulang bias segala . Sampai
kemudian kita merasa semakin lelah
ketika ia memburam
dan tetap saja
diam
mengulang bias segala . Sampai
kemudian kita merasa semakin lelah
ketika ia memburam
dan tetap saja
diam
(
Hasanuddin WS, 1990 , hal 18 )
Isi
a.
Objek
Objek dalam puisi tersebut
adalah Bayangan , karena yang dibicarakan adalah bayangan ketika kita
bercermin.Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-1 dalam bait
puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
Di dalamnya bayang kita menantang
..........................................................
b.
Tema
Pokok
persoalan pada puisi tersebut adalah Bercermin diri ,
karena puisi itu menceritakan tentang seseorang yang bercermin untuk
berintrosfeksi diri. Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-1 dan
2 dalam bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
Di dalamnya bayang kita menantang
mengulang bias segala......................
..........................................................
mengulang bias segala......................
..........................................................
c.
Rasa
/ feeling
Sikap
penyair terhadap objek adalah Rasa Antipati , penyair merasa jenuh
dengan dirinya saat ia bercermin , ia hanya bisa menatapi bayangannya tanpa
bisa merubah sikapnya. Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-3
dan 6 dalam bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
.........................................................
kemudian kita merasa semakin lelah
ketika ia memburam
dan tetap saja
diam
kemudian kita merasa semakin lelah
ketika ia memburam
dan tetap saja
diam
d.
Nada
Sikap penyair
terhadap pembaca adalah hanya memberi tahu saja.
e. Amanat
Pesan
yang tersirat dari puisi tersebut adalah kita harus berintrosfeksi diri saat
kita bercermin,hingga kita sadar apa yang perlu kita perbaiki dalam diri kita.
Struktur
a.
Diksi ( Pemilihan
kata yang dianggap mengandung nilai tertentu )
o Bayang
adalah diksi yang sangat tepat untuk mewakili objek
dalam puisi tersebut.
o Mengulang
bias segala adalah diksi yang tepat untuk menggambarkan tema dalam puisi
tersebut.
o Merasa
lelah sangat tepat untuk menggambarkan rasa
antipati penyair terhadap objek dalam puisi tersebut.
b.
Pengimajian
( angan – angan )
Pengimajian yang terdapat dalam puisi
tersebut adalah Imajinasi taktil ( seolah- olah terasa ) yang nampak ditulis
oleh penyair pada baris ke-3 dalam bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan
berikut:
...........................................
Kemudian kita merasa lelah
............................................
Kemudian kita merasa lelah
............................................
Penyair menggambarkan seolah kita ikut
merasakan kelelahan yang dirasakan penyair.
Dalam puisi tersebut terdapat juga imajinasi visual ( seolah – olah
terlihat ) yang Nampak ditulis oleh penyair pada baris pertama dalam bait puisi
tersebut.Terdapat dalam kutipan berikut :
Didalamnya
bayang kita menantang
.........................................................
.........................................................
Penyair menggambarkan seolah kita melihat bayangan
kita di cermin.
c.
Gaya
Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan penyair dalam
puisi itu adalah Personifikasi , yang nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-1
dalam bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
Didalamnya bayang kita menantang
........................................................
........................................................
Bayangan yang
merupakan pantulan diri kita di cermin yang tak bernyawa dijadikan seolah- olah
memiliki sifat manusia,yaitu menantang.
d.
Irama
Irama dalam puisi
tersebut adalah irama yang menghentak ,tergambar dari sikap penyair terhadap
objek yang menunjukan bahwa penyair merasa jenuh,ia marah dengan dirinya saat
ia bercermin , ia hanya bisa menatapi bayangannya tanpa bisa merubah sikapnya.
e.
Rima
Rima yang terdapat
dalam puisi tersebut adalah rima internal ( rima yang terdapat
pada baris yang sama). Nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-1dalam bait
puisi tersebut.Terdapat dalam kutipan berikut :
Di dalamnya bayang kita menantang
..........................................................
..........................................................
JEJAK
Sepanjang
pantai kutelusuri
Sepanjang
jejak kaki mengikuti
Aku tak mungkin kembali. Mengesat tangis
membilang sisa
lenyap
jejak yang dihapus buih
tak lagi membekas
pantai kutelusuri
Sepanjang
jejak kaki mengikuti
Aku tak mungkin kembali. Mengesat tangis
membilang sisa
lenyap
jejak yang dihapus buih
tak lagi membekas
(
Hasanuddin WS, 1989 , hal 24 )
Isi
a.
Objek
Objek dalam puisi tersebut
adalah Jejak , karena yang dibicarakan oleh penyair adalah bercerita
tentang jejak kehidupan.Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada baris
pertama dalam bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
................................
jejak kaki mengikuti
................................
jejak yang dihapus buih
................................
b.
Tema
Pokok
persoalan pada puisi tersebut adalah Melupakan masa lalu yang suram ,
karena puisi itu menceritakan tentang seseorang yang ingin menjalani
kehidupannya dengan semangat baru,dan ingin melupakan masa lalunya yang suram.
Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-5 dan 6 dalam bait puisi
diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
.....................................................................
Aku tak mungkin kembali. Mengesat tangis
membilang sisa
........................
Aku tak mungkin kembali. Mengesat tangis
membilang sisa
........................
c.
Rasa
/ feeling
Sikap
penyair terhadap objek adalah Rasa Antipati , penyair seakan tak
ingin mengingat masa lalunya yang suram.Hal tersebut nampak ditulis oleh
penyair pada baris ke-5 dalam bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
...................................................................
aku tak mungkin kembali.Mengesat tangis
...................................................................
aku tak mungkin kembali.Mengesat tangis
...................................................................
d.
Nada
Sikap penyair
terhadap pembaca adalah hanya memberi tahu saja.
e. Amanat
Pesan yang
tersirat dari puisi tersebut adalah kita harus tetap melangkah untuk
melanjutkan hidup,jngan terhalang oleh masa lalu.
Struktur
a.
Diksi ( Pemilihan
kata yang dianggap mengandung nilai tertentu )
o Jejak
adalah diksi yang sangat tepat untuk mewakili objek
dalam puisi tersebut.
o Tak
mungkin kembali adalah diksi yang
tepat untuk menggambarkan tema
dan rasa
antipati dalam puisi tersebut.
b.
Pengimajian
( angan – angan )
Pengimajian yang terdapat dalam puisi
tersebut adalah Imajinasi visual ( seolah- olah terlihat ) yang nampak ditulis
oleh penyair pada baris ke-8 dan 9 dalam bait puisi diatas.Terdapat dalam
kutipan berikut:
......................................
jejak yang dihapus buih
tak lagi membekas
......................................
jejak yang dihapus buih
tak lagi membekas
......................................
Penyair menggambarkan seolah kita ikut
melihat jejak kita yang tak membekas lagi setelah dihapus buih.
c.
Gaya
Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan penyair dalam
puisi itu adalah Personifikasi , yang nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-4
dalam bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
................................
Jejak kaki mengikuti
.................................
Jejak kaki mengikuti
.................................
Jejak kaki yang
merupakan sesuatu yang tak bernyawa dijadikan seolah- olah memiliki sifat
manusia,yaitu menantang.
d.
Irama
Irama
dalam puisi tersebut adalah irama yang menghentak ,tergambar dari
sikap penyair terhadap objek yang menunjukan bahwa penyair seakan tak ingin
mengingat masa lalunya yang suram.
e.
Rima
Rima yang terdapat
dalam puisi tersebut adalah rima internal asonansi ( rima yang mempunyai
keserasian huruf vokal yang terdapat pada baris yang sama).Dalam baris tersebut
terdapat keserasian huruf vokal i .Nampak ditulis oleh penyair pada
baris ke-2 dan 4 dalam bait puisi tersebut.Terdapat dalam kutipan berikut :
..........................
Pantai kutelusuri
..........................
jejak kaki mengikuti
................................
Pantai kutelusuri
..........................
jejak kaki mengikuti
................................
JARAK
‘ perbincangan pada hari lahirmu ‘
Usia
menghadiahkan kearifan
adakah kau bersyukur atau berserapah
atas pertemuan kita yang tentu saja
digariskan tali nasib
adakah kau bersyukur atau berserapah
atas pertemuan kita yang tentu saja
digariskan tali nasib
Usia
menganugerahkan makna
adakah kau kubur atau mengemasnya
menjadi jarak antara mimpi kita
yang terus menggema dalam tanya
adakah kau kubur atau mengemasnya
menjadi jarak antara mimpi kita
yang terus menggema dalam tanya
(
Hasanuddin WS, 1997 , hal 33 )
Isi
a.
Objek
Objek dalam puisi tersebut
adalah Usia , karena penyair membicarkan usia dalam puisi tersebut.Hal
tersebut nampak ditulis oleh penyair pada baris pertama dalam bait pertama dan
kedua pada puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
Usia menghadiahkan kearifan
.................................................
Usia menganugerahkan makna
.................................................
.................................................
Usia menganugerahkan makna
.................................................
b.
Tema
Pokok
persoalan pada puisi tersebut adalah Belenggu ,
karena dalam puisi itu penyair menceritakan tentang perasaannya yang
terbelenggu atas pertemuannya dengan seseorang,dia merasa seseorang itu tak
senang dengan peremuannya . Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada baris
ke-2 dan 3 dalam bait pertama puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
............................................................
adakah kau bersyukur atau berserapah
atas pertemuan kita.............................
............................................................
adakah kau bersyukur atau berserapah
atas pertemuan kita.............................
............................................................
c.
Rasa
/ feeling
Sikap
penyair terhadap objek adalah Rasa Antipati , penyair merasa usia
menjadi belengu antara dia dan seseorang,karena usia itu seakan menjadi jarak
mereka untuk menyatukan janji mereka.Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair
pada baris ke-1 dan 2 dalam bait kedua puisi diatas.Terdapat dalam kutipan
berikut:
................................................
Usia menganugerahkan makna
adakah kau kubur atau mengemasnya
.................................................
d.
Nada
Sikap penyair
terhadap pembaca adalah hanya memberi tahu saja.
e. Amanat
Pesan
yang dapat kita ambil dari puisi tersebut adalah seseorag harus lebih menjadi
dewasa dan bijaksana seiring bertambah usianya. Hal tersebut nampak diperjelas
oleh penyair pada baris ke-1 dalam bait pertama puisi diatas.Terdapat dalam
kutipan berikut:
Usia menghadiahkan kearifan
...................................................
...................................................
Struktur
a.
Diksi ( Pemilihan
kata yang dianggap mengandung nilai tertentu )
o Usia
adalah diksi yang sangat tepat untuk mewakili objek
dalam puisi tersebut.
o Bersyukur
atau brserapah adalah diksi yang
tepat untuk menggambarkan tema
dalam puisi tersebut.
o Kubur
atau mengemasnya adalah diksi yang
sangat tepat untuk mewakili rasa antipati penyair dalam puisi
tersebut.
o Kearifan
adalah diksi yang tepat untuk mewakili amanat dalam puisi tersebut.
b.
Pengimajian
( angan – angan )
Pengimajian yang terdapat dalam puisi
tersebut adalah Imajinasi taktil ( seolah- olah terasa) yang nampak ditulis
oleh penyair pada baris ke-2 sampai 4 dalam bait puisi pertama diatas.Terdapat
dalam kutipan berikut:
...........................................................
adakah kau bersyukur atau berserapah
atas pertemuan kita yang tentu saja
digariskan tali nasib
................................
adakah kau bersyukur atau berserapah
atas pertemuan kita yang tentu saja
digariskan tali nasib
................................
Penyair menggambarkan seolah kita ikut merasakan
perasaannya yang serasa tak dihargai oleh seseorang.
c.
Gaya
Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan penyair dalam
puisi itu adalah Personifikasi , yang nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-3
dan 4 dalam bait kedua puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
...............................
...............................mimpi kita
yang terus menggema dalam tanya
...............................mimpi kita
yang terus menggema dalam tanya
Mimpi
yang merupakan sesuatu yang tak bernyawa dijadikan seolah- olah memiliki sifat
manusia,yaitu menggema ( bersuara ).
d.
Irama
Irama
dalam puisi tersebut adalah irama yang menghentak ,tergambar dari
sikap penyair terhadap objek yang menunjukan bahwa penyair benci pada usia
,karena seakan menjadi jarak mereka untuk menyatukan janji mereka.
e.
Rima
Rima yang terdapat
dalam puisi tersebut adalah rima internal ( rima yang terdapat
pada baris yang sama). Nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-1 dan 2 dalam
bait puisi tersebut.Terdapat dalam kutipan berikut :
Usia menghadiahkan kearifan
adakah kau bersyukur atau berserapah
..............................................................
adakah kau bersyukur atau berserapah
..............................................................
ANTARA
Ada
yang melintas antara rasa
kantuk tengah malammu
dengan lengkingan anjing di seberang jalan
serta gerutu burung perkutut tetanggamu:
kegaduhan itu
kantuk tengah malammu
dengan lengkingan anjing di seberang jalan
serta gerutu burung perkutut tetanggamu:
kegaduhan itu
Ada
yang merambat antara bunyi tik tak
jam dan semilir angin
lewat celah – celah jendela yang membekukanmu :
kesunyian ini
jam dan semilir angin
lewat celah – celah jendela yang membekukanmu :
kesunyian ini
(
Hasanuddin WS, 1996 , hal 20 )
Isi
a.
Objek
Objek dalam puisi tersebut
adalah kegaduhan dan kesunyian , karena penyair membicarakan tentang kedua
hal yang ia rasa selalu mengganggunya.Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair
pada baris ke-5 dalam bait pertama dan baris ke-4 dalam bait kedua puisi
diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
.......................
kegaduhan itu
.......................
kesunyian ini
kegaduhan itu
.......................
kesunyian ini
b.
Tema
Pokok
persoalan pada puisi tersebut adalah kegalauan , karena puisi itu
menceritakan tentang perasaan galau penyair yang ia rasakan saat ia merasa
kegaduhan dan kesepian yang membekukan hidupnya. Hal tersebut nampak ditulis
oleh penyair pada baris ke-1 dan 2 dalam bait petama dan baris ke-3 bait kedua puisi
diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
Ada yang melintas antara rasa
kantuk tengah malammu
.......................................
lewat celah- celah jendela yang membekukannmu:
......................................
c.
Rasa
/ feeling
Sikap
penyair terhadap objek adalah Rasa Antipati ,karena penyair merasa
tidak senang dengan kegalauan ketika ia merasakan kegaduhan dan kesepian yang
membekukan hidupnya .Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-1 dan
2 dalam bait pertama puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
Ada
yang melintas antara rasa
kantuk tengah malammu
.......................................
kantuk tengah malammu
.......................................
d.
Nada
Sikap penyair terhadap pembaca
adalah hanya memberi tahu saja.
e. Amanat
Pesan
yang tersirat dari puisi tersebut adalah kita harus tetap teguh pada pendirian
kita walaupun banyak gangguan dari luar yang mengguncangkan pendirian kita.
Struktur
a.
Diksi ( Pemilihan
kata yang dianggap mengandung nilai tertentu )
o Kegaduhan,
kesunyian adalah diksi yang sangat tepat untuk mewakili objek
dalam puisi tersebut.
o Ada
yang melintas adalah diksi yang tepat untuk menggambarkan tema dan rasa
antipati dalam puisi tersebut.
b.
Pengimajian
( angan – angan )
Pengimajian yang terdapat dalam puisi
tersebut adalah Imajinasi auditif ( seolah- olah terdengar ) yang nampak
ditulis oleh penyair pada baris ke-3 dan 4 dalam bait pertama puisi
diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
.....................................................................
dengan lengkingan anjing di seberang jalan
serta gerutu burung perkutut tetanggamu
.................................................................
dengan lengkingan anjing di seberang jalan
serta gerutu burung perkutut tetanggamu
.................................................................
Penyair menggambarkan seolah kita mendengar
lengkingan anjing di seberang jalan dan gerutu burung perkutut tetangga kita.
c.
Gaya
Bahasa
Gaya
bahasa yang digunakan penyair dalam puisi itu adalah Personifikasi , yang
nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-1,2 dan 3 dalam bait pertama puisi diatas.Terdapat
dalam kutipan berikut:
Ada yang melintas
antara rasa
kantuk tengah malammu
......................................
kegaduhan itu
kantuk tengah malammu
......................................
kegaduhan itu
kegaduhan yang
merupakan sesuatu yang tak bernyawa dijadikan seolah- olah memiliki sifat
manusia,yaitu melintas.
d.
Irama
Irama dalam puisi
tersebut adalah irama yang menghentak ,tergambar dari sikap penyair terhadap
objek yang menunjukan bahwa penyair merasa tidak senang dengan kegalauan ketika
ia merasakan kegaduhan dan kesepian yang menggangu hidupnya.
e.
Rima
Rima yang terdapat
dalam puisi tersebut adalah rima internal aliterasi ( rima yang
mempunyai keserasian huruf konsonan yang terdapat pada baris yang sama).Dalam
baris tersebut trdapat keserasian huruf konsonan t .Nampak ditulis oleh
penyair pada baris ke-4 pada bait pertama dan baris ke-1 dalam bait kedua puisi
tersebut.Terdapat dalam kutipan berikut :
................................................................
serta gerutu burung perkutut tetanggamu
.................................................................
Ada yang merambat antara bunyi tik tak
.................................................................
serta gerutu burung perkutut tetanggamu
.................................................................
Ada yang merambat antara bunyi tik tak
.................................................................
TAMAN KATA
Taman
kata- kata ini telah membujukku
untuk masuk ke dalamnya dan aku semakin
tergoda oleh warna-warni kata. Ranting
dan pucuk yang berayun-ayun menciptakan
suara- suara lembut bagai nyanyian burung
pagi hari_tinggi dan merendah _namun
pernah pula aku terpana karena suara-suara
itu dapat juga menjelma jadi gemuruh bagai
pasang badai gelombang menakutkan .
untuk masuk ke dalamnya dan aku semakin
tergoda oleh warna-warni kata. Ranting
dan pucuk yang berayun-ayun menciptakan
suara- suara lembut bagai nyanyian burung
pagi hari_tinggi dan merendah _namun
pernah pula aku terpana karena suara-suara
itu dapat juga menjelma jadi gemuruh bagai
pasang badai gelombang menakutkan .
Aku
tersesat dalam taman rimba kata-kata ini
dan semakin mabuk oleh semerbaknya . Tapi
tak hendak ke luar aku darinya.
dan semakin mabuk oleh semerbaknya . Tapi
tak hendak ke luar aku darinya.
(
Hasanuddin WS, 1990 , hal 22 )
Isi
a.
Objek
Objek dalam puisi tersebut
adalah Sastra , karena penyair membicarakan tentang dunia kata- kata
yang dia sebut dengan taman kata.Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada
baris ke-1 dan 2 dalam bait pertama puisi diatas.Terdapat dalam kutipan
berikut:
Taman kata- kata ini telah membujukku
...............................................................
...............................................................
b.
Tema
Pokok
persoalan pada puisi tersebut adalah Kecintaan pada sastra , karena puisi
itu menceritakan tentang penyair yang sangat menunjukan kecintaannya pada dunia
sastra,meskipun ia sering mengalami kesulian. Hal tersebut nampak ditulis oleh
penyair pada setiap baris dalam bait kudua puisi diatas.Terdapat dalam kutipan
berikut:
Aku tersesat dalam taman rimba kata- kata ini
dan semakin mabuk jua oleh semerbaknya. Tapi
tak hendak ke luar aku darinya
c.
Rasa
/ feeling
Sikap
penyair terhadap objek adalah Rasa simpati ,karena penyair merasa dia
mulai mencintai dunia sastra .Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada
baris ke-1,2 dan 3 dalam bait pertama puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
Taman
kata- kata ini telah membujukku
untuk masuk ke dalamnya dan aku semakin
tergoda oleh warna-warni kata.......
........................................................
untuk masuk ke dalamnya dan aku semakin
tergoda oleh warna-warni kata.......
........................................................
d.
Nada
Sikap penyair
terhadap pembaca adalah hanya memberi tahu saja.
e. Amanat
Pesan
yang tersirat dari puisi tersebut adalah kita harus sungguh- sungguh dalam
menggeluti sebuah bidang ,walaupun kita kadang mengalami kesulitan didalamnya.
Struktur
a.
Diksi ( Pemilihan
kata yang dianggap mengandung nilai tertentu )
o Taman
kata- kata adalah diksi yang sangat tepat untuk mewakili objek
dalam puisi tersebut.
o Tergoda
adalah diksi yang tepat untuk menggambarkan tema dan rasa simpati
dalam puisi tersebut.
b.
Pengimajian
( angan – angan )
Pengimajian yang terdapat dalam puisi
tersebut adalah Imajinasi visual dan auditif ( seolah- olah terlihat dan
sekaligus terdengar ) yang nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-3 sampai 6
dalam bait pertama puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
....................................................Ranting
dan pucuk yang berayun-ayun menciptakan
suara- suara lembut bagai nyanyian burung
pagi hari_tinggi dan merendah................
.................................................................
dan pucuk yang berayun-ayun menciptakan
suara- suara lembut bagai nyanyian burung
pagi hari_tinggi dan merendah................
.................................................................
Penyair menggambarkan seolah kita melihat
ranting dan pucuk yang berayun,dan menimbulkan suara seperti nyanyin burung
yang seolah kita mendengarnya.
c.
Gaya
Bahasa
Gaya
bahasa yang digunakan penyair dalam puisi itu adalah Personifikasi , yang
nampak ditulis oleh penyair pada baris pertama dalam bait pertama puisi
diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
Taman kata- kata ini telah membujukku
...............................................................
...............................................................
Taman kata- kata
yang merupakan sesuatu yang tak bernyawa dijadikan seolah- olah memiliki sifat
manusia,yaitu membujuk.
d.
Irama
Irama dalam puisi
tersebut adalah irama yang syahdu,tergambar dari sikap penyair terhadap objek
yang menunjukan bahwa penyair mulai mencintai dunia sastra.
e.
Rima
Rima yang terdapat
dalam puisi tersebut adalah rima internal aliterasi ( rima yang
mempunyai keserasian huruf konsonan yang terdapat pada baris yang sama). Dalam
baris tersebutNampak ditulis oleh penyair pada baris pertama dalam bait kedua
puisi tersebut.Terdapat dalam kutipan berikut :
Taman
kata-kata
ini telah membujukku
..............................................................
..............................................................
MENGIKUT APA
Mengikut
hati ada kau mati
Mengikut rasa ada kau binasa
jadi, betikam pun tak ada guna
lalu, mengikut apa hidup yang lega ?
Mengikut rasa ada kau binasa
jadi, betikam pun tak ada guna
lalu, mengikut apa hidup yang lega ?
(
Hasanuddin WS, 1995 , hal 52 )
Isi
a.
Objek
Objek dalam puisi tersebut
adalah Jalan hidup , karena penyair membicarakan tentang jalan hidup
yang harus diambil untuk menjalani hidup.Hal tersebut nampak ditulis oleh
penyair pada baris ke-1 dan 2 dalam bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan
berikut:
Mengikut hati ada kau mati
mengikut rasa ada kau binasa
...............................................
b.
Tema
Pokok
persoalan pada puisi tersebut adalah Kebingungan , karena puisi itu
menceritakan tentang perasaan bingung untuk memilih jalan hidup yang akan
dijalaninya. Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada setiap baris ke-4 dalam
bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
.........................................................................
mengikut apa hati yang lega ?
mengikut apa hati yang lega ?
c.
Rasa
/ feeling
Sikap
penyair terhadap objek adalah Rasa antipati ,karena penyair merasa
serba salah dalam menjalani hidupnya,dia bingung menentukan dia harus mengikuti
apa dalam menjalani hidupnya.Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada
baris ke-3 dan 4 dalam bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
..............................................
jadi , betikam pun tak ada guna
lalu , mengikut apa hidup yang lega ?
jadi , betikam pun tak ada guna
lalu , mengikut apa hidup yang lega ?
d.
Nada
Sikap penyair
terhadap pembaca adalah hanya memberi tahu saja.
e. Amanat
Pesan
yang tersirat dari puisi tersebut adalah kita harus mempunyai pedoman hidup
yang benar untuk menjalani hidup kita,agar kita tak tersesat dalam menjalani
hidup.
Struktur
a.
Diksi ( Pemilihan
kata yang dianggap mengandung nilai tertentu )
o Mengikut
apa adalah diksi yang sangat tepat untuk mewakili objek
dan tema
dalam puisi tersebut.
o Tak
ada guna adalah diksi yang tepat untuk menggambarkan rasa antipati dalam puisi
tersebut.
b.
Pengimajian
( angan – angan )
Pengimajian yang terdapat dalam puisi
tersebut adalah Imajinasi taktil ( seolah- olah terasa ) yang nampak ditulis
oleh penyair pada baris ke-3 dalam bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan
berikut:
..............................................
jadi,betikampun tak ada guna
..............................................
jadi,betikampun tak ada guna
..............................................
Penyair menggambarkan seolah kita merasakan
keputus asaan yang timbul karena kebingungan dalam menentukan jalan hidup .
c.
Gaya
Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan penyair dalam
puisi itu adalah Personifikasi , yang nampak ditulis oleh penyair pada baris
pertama dalam bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
Mengikut hati ada kau mati
...........................................
...........................................
Kita mengikuti hati,sedangkan hati
tak bernyawa dan penyair membuatnya seolah memiliki sifat manusia,yaitu dapat
diikuti.Penjelasan dari diksi mengikuti hati.
d.
Irama
Irama dalam puisi
tersebut adalah irama yang menghentak,tergambar dari sikap penyair terhadap
objek yang menunjukan penyair merasa serba salah dalam menjalani hidupnya,dia
bingung menentukan dia harus mengikuti apa dalam menjalani hidupnya.
e.
Rima
Rima yang terdapat
dalam puisi tersebut adalah rima internal asonansi ( rima yang
mempunyai keserasian huruf vokal yang terdapat pada baris yang sama).Dalam
baris tersebut terdapat keserasian huruf vokal i dan a
Nampak ditulis oleh penyair pada baris ke- 1 dan 2 dalam bait puisi
tersebut.Terdapat dalam kutipan berikut :
Mengikut
hati
ada kau mati
mengikut rasa ada kau binasa
...............................................
mengikut rasa ada kau binasa
...............................................
Bagaimanakah
cara bermuka muka denganmu
sepenuh jalan tak juga bersua cara
lelah aku menyeka peluh
sepenuh jalan tak juga bersua cara
lelah aku menyeka peluh
Selintas
pernah kulihat kau di mihrab ini
tapi hilang jua sebelum sempat
kudekap harap
tapi hilang jua sebelum sempat
kudekap harap
Debu
memang masih melekat
tak juga punah walau ku kesat
sebatas apa harus kutanya
jika tak juga pandai
aku menyapa
tak juga punah walau ku kesat
sebatas apa harus kutanya
jika tak juga pandai
aku menyapa
( Hasanuddin WS, 1994 , hal 48 )
Isi
a.
Objek
Objek dalam puisi tersebut
adalah Seseorang ( kau ) , karena penyair membicarakan tentang
seseorang yang sedang ia kagumi.Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada
baris ke-1 dalam bait kedua puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
Selintas pernah ku lihat kau di mihrab ini
..................................................................
..................................................................
b.
Tema
Pokok
persoalan pada puisi tersebut adalah Perasaan yang terpendam , karena penyair
menceritakan tentang perasaannya yang belum mampu ia ungkapkan. Hal tersebut
nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-1 dan 2 dalam bait pertama puisi
diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
Bagaimanakah cara bermuka muka denganmu
sepenuh jalan tak juga bersua cara
......................................................
sepenuh jalan tak juga bersua cara
......................................................
c.
Rasa
/ feeling
Sikap
penyair terhadap objek adalah Rasa antipati , karena penyair putus
asa,harapannya tak pernah tersampaikan karena tak bisa bicara dengan dia (objek).
Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada setiap baris dalam bait ke-2 puisi
diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
Selintas pernah kulihat kau di mihrab ini
tapi hilang jua sebelum sempat
kudekap harap
.......................
d.
Nada
Sikap penyair
terhadap pembaca adalah hanya memberi tahu saja.
e. Amanat
Pesan
yang tersirat dari puisi tersebut adalah kita harus memperjuangkan perasan kita
untuk seseorang ,meskipun sulit untuk mendapatkannya.
Struktur
a.
Diksi ( Pemilihan
kata yang dianggap mengandung nilai tertentu )
o Kau
adalah diksi yang sangat tepat untuk mewakili objek
dalam puisi tersebut.
o Bagaimanakah
cara adalah diksi yang tepat untuk menggambarkan tema dalam puisi tersebut.
o Hilang
jua sebelum sempat kudekap harap
adalah diksi yang tepat untuk
menggambarkan rasa antipati dalam puisi tersebut.
b.
Pengimajian
( angan – angan )
Pengimajian yang terdapat dalam puisi
tersebut adalah Imajinasi visual ( seolah- olah terlihat ) yang nampak ditulis
oleh penyair pada baris ke-1 dalam bait kedua puisi diatas.Terdapat dalam
kutipan berikut:
Selintas pernah kulihat kau di mihrab ini
................................................................
Penyair menggambarkan seolah kita melihat seseorang
dalam mihrab .
c.
Gaya
Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan penyair dalam
puisi itu adalah Sinekdoke , yang nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-2 dalam
bait pertama puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
......................................................
Sepenuh jalan tak juga bersua cara
......................................................
Sepenuh jalan tak juga bersua cara
......................................................
Kata sepenuh jalan menyatakan seakan setiap jalan sudah
pernah dilewati dan tak pernah ditemukan cara.
d.
Irama
Irama
dalam puisi tersebut adalah irama yang menghentak,tergambar dari
sikap penyair terhadap objek, ia merasa putus asa karena harapannya tak pernah
tersampaikan karena tak bisa bicara dengan seseorang .
e.
Rima
Rima yang terdapat
dalam puisi tersebut adalah rima eksternal ( rima yang terdapat
pada baris yang berlainan ). Nampak ditulis oleh penyair pada baris ke- 1 dan 2
dalam bait ke-3 puisi tersebut.Terdapat dalam kutipan berikut :
..............................................
Debu memang masih melekat
tak juga punah walau ku kesat
...............................................
Debu memang masih melekat
tak juga punah walau ku kesat
...............................................
KUNCI
Pada
kita
ia selalu datang dengan cara yang sama
mengetuk pintu
lalu jendela ketika malam
menuju renta
kau kah sepi itu ?
tak usah mengalah
lalu sebutkan
kita hanya akan diam pada habis
tidak pada titik
ia selalu datang dengan cara yang sama
mengetuk pintu
lalu jendela ketika malam
menuju renta
kau kah sepi itu ?
tak usah mengalah
lalu sebutkan
kita hanya akan diam pada habis
tidak pada titik
(sedang
tik tak sepatu di luar
masih sampai di telinga )
masih sampai di telinga )
( Hasanuddin WS, 1986 , hal 12 )
Isi
a.
Objek
Objek dalam puisi tersebut
adalah Suasana sepi , karena penyair membicarakan tentang suasana sepi
yang dirasakan.Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-6 dalam
bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
..........................
Kaukah sepi itu ?
..........................
Kaukah sepi itu ?
..........................
b.
Tema
Pokok
persoalan pada puisi tersebut adalah Kesepian , karena penyair
menceritakan tentang perasaannya yang muak dengan kesepian yang ia rasakan. Hal
tersebut nampak ditulis oleh penyair pada setiap baris ke-6 dan 9 - 10 dalam
bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
...........................
kaukah sepi itu ?
...........................
kita hanya akan diam pada habis
tidak pada titik
...........................
kaukah sepi itu ?
...........................
kita hanya akan diam pada habis
tidak pada titik
...........................
c.
Rasa
/ feeling
Sikap
penyair terhadap objek adalah Rasa antipati , karena penyair merasa
muak dengan kesepian yang selalu ia rasakan.Hal tersebut nampak ditulis oleh
penyair pada setiap baris dalam bait ke-6,7 dan 8 puisi diatas.Terdapat dalam
kutipan berikut:
........................
kaukah sepi itu
tak usah mengalah
lalu sebutkan
.....................
kaukah sepi itu
tak usah mengalah
lalu sebutkan
.....................
d.
Nada
Sikap penyair terhadap pembaca
adalah hanya memberi tahu saja.
e. Amanat
Pesan
yang tersirat dari puisi tersebut adalah kita harus bersabar jika sedang merasa
kesepian.
Struktur
a.
Diksi ( Pemilihan
kata yang dianggap mengandung nilai tertentu )
o Sepi
adalah diksi yang sangat tepat untuk mewakili objek
dan
tema dalam puisi tersebut.
o Tak
usah mengalah adalah diksi yang
tepat untuk menggambarkan rasa
antipati dalam puisi tersebut.
b.
Pengimajian
( angan – angan )
Pengimajian yang terdapat dalam puisi
tersebut adalah Imajinasi auditif ( seolah- olah terdengar ) yang nampak
ditulis oleh penyair pada baris ke-11 dan 12 dalam bait kedua puisi
diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
................................................................
( sedang tik tak sepatu di luar
masih sampai di telinga )
( sedang tik tak sepatu di luar
masih sampai di telinga )
Penyair menggambarkan seolah kita mendengar tik tak
suara sepatu di luar .
c.
Gaya
Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan penyair dalam
puisi itu adalah Personifikasi , yang nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-6
dan 7 dalam bait pertama puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
............................
kaukah sepi itu ?
tak usah mengalah
.............................
kaukah sepi itu ?
tak usah mengalah
.............................
Sepi merupakan sesuatu yang tak
bernyawa dan hanya bisa dirasakan, penyair membuatnya seolah memiliki sifat
manusia ( mengalah ).
d.
Irama
Irama dalam puisi
tersebut adalah irama yang menghentak,tergambar dari sikap penyair terhadap
objek, ia merasa kesal terhadap perasaan sepi yang selalu ia rasakan.
e.
Rima
Rima yang terdapat
dalam puisi tersebut adalah rima internal asonansi ( rima yang
mempunyai keserasian huruf vokal yang terdapat pada baris yang sama ). Nampak
ditulis oleh penyair pada baris ke- 1 dan 2 dalam bait pertama puisi
tersebut.Terdapat dalam kutipan berikut :
Pada
kita
ia selalu datang dengan cara yang sama
...............................................................
ia selalu datang dengan cara yang sama
...............................................................
KUBUR 1
Mengintai
ajal yang mengendap
endap pada almanak
tanggal sehari
mencekik sekali
dan lahat semakin menganga jua
endap pada almanak
tanggal sehari
mencekik sekali
dan lahat semakin menganga jua
Ajal
yang mengendap
mengerat usia hari ke hari
sampai kita habis
dan kau terpana ketika
rumahmu berkata pergi sedang
kuburmu berkata mari
mengerat usia hari ke hari
sampai kita habis
dan kau terpana ketika
rumahmu berkata pergi sedang
kuburmu berkata mari
( Hasanuddin WS, 1989 , hal 8 )
Isi
a.
Objek
Objek dalam puisi tersebut
adalah Ajal , karena penyair membicarakan ajal yang terus
membayanginya .Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-1 dalam
bait pertama puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
Mengintai ajal yang mengendap
..................................................
..................................................
b.
Tema
Pokok
persoalan pada puisi tersebut adalah Ketakutan terhadap maut , karena penyair
menceritakan tentang ketakutannya terhadap maut yang selalu membayanginya
setiap hari. Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-4,5 dan 6 dalam
bait kedua puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
.................................
dan kau terpana ketika
rumahmu berkata pergi sedang
kuburmu berkata mari
dan kau terpana ketika
rumahmu berkata pergi sedang
kuburmu berkata mari
c.
Rasa
/ feeling
Sikap
penyair terhadap objek adalah Rasa antipati , penyair merasa resah
karena ajal terus mengintainya setiap waktu .Hal tersebut nampak ditulis oleh
penyair pada baris ke-1,2 dan 3 dalam bait kedua puisi diatas.Terdapat dalam
kutipan berikut:
ajal yang mengendap
mengerat usia hari ke hari
sampai kita habis
...........................
mengerat usia hari ke hari
sampai kita habis
...........................
d.
Nada
Sikap penyair terhadap pembaca adalah mengingatkan
agar manusia tak pernah lupa dan jangan terlena dengan kehidupan,karena ajal
selalu mengikuti kita setiap hari. Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair
pada baris ke-1 dan 2 dalam bait kedua puisi diatas.Terdapat dalam kutipan
berikut :
ajal yang mengendap
mengerat usia hari ke hari
sampai kita habis
...........................
e. Amanat
Pesan
yang tersirat dari puisi tersebut adalah kita harus selalu berbuat baik dalam
menjalani hidup,karena bagaimana pun kita akan menemui ajal jika waktunya tiba.
Struktur
a.
Diksi ( Pemilihan
kata yang dianggap mengandung nilai tertentu )
o Ajal
adalah diksi yang sangat tepat untuk mewakili objek dalam puisi
tersebut.
o Kau
terpana adalah diksi yang tepat untuk menggambarkan tema dalam puisi tersebut.
o Sampai
kita habis adalah diksi yang tepat untuk menggambarkan rasa antipati penyair dan nada
dalam puisi tersebut.
b.
Pengimajian
( angan – angan )
Pengimajian yang terdapat dalam puisi
tersebut adalah Imajinasi visual ( seolah- olah terlihat ) yang nampak ditulis
oleh penyair pada baris ke-5 dalam bait pertama puisi diatas.Terdapat dalam
kutipan berikut:
...................................................
dan lahat semakin menganga jua
...................................................
dan lahat semakin menganga jua
...................................................
Penyair menggambarkan seolah kita melihat lahat
kubur yang semakin terbuka lebar.
c.
Gaya
Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan penyair dalam
puisi itu adalah Personifikasi , yang nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-5
dan 6 dalam bait kedua puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
.................................................
rumahmu berkata pergi.Sedang
kuburmu berkata mari
rumahmu berkata pergi.Sedang
kuburmu berkata mari
Rumah dan kuburan yang merupakan
sebuah tempat,dan tak bernyawa seolah memiliki sifat manusia ( berkata ).
d.
Irama
Irama dalam puisi
tersebut adalah irama yang menghentak,tergambar dari sikap penyair terhadap
objek, ia merasa resah karena ajal terus mengintainya setiap waktu.
e.
Rima
Rima yang terdapat
dalam puisi tersebut adalah rima internal ( rima yang terdapat
pada baris yang sama ). Nampak ditulis oleh penyair pada baris ke- 1 dalam bait
pertama puisi tersebut.Terdapat dalam kutipan berikut :
Mengintai
ajal yang mengendap
...................................................
...................................................
KALA HUJAN MEMANDANG LANGIT
Kutahu
di balikmu teduh!
meski gigilmu mengigit sekujur raga fanaku
hingga retas tetas
meski gigilmu mengigit sekujur raga fanaku
hingga retas tetas
(
Hasanuddin WS, 1990 , hal 26 )
Isi
a.
Objek
Objek dalam puisi tersebut
adalah Hujan , karena penyair membicarakan hujan ,terlihat jelas dari
judulnya .Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-2 dalam bait pertama
puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
........................................................................
meski gigilmu menggigit sekujur raga fanaku
........................................................................
meski gigilmu menggigit sekujur raga fanaku
........................................................................
b.
Tema
Pokok
persoalan pada puisi tersebut adalah Dibalik hujan , karena penyair
menceritakan keadaan saat hujan. Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada
baris ke-1 dalam bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
.........................................
Kutahu di balikmu teduh!
.........................................
Kutahu di balikmu teduh!
.........................................
c.
Rasa
/ feeling
Sikap
penyair terhadap objek adalah Rasa simpati , penyair merasa dibalik
hujan yang dingin masih ada hikmahnya .Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair
pada baris ke-1 dalam bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
Kutahu
dibalikmu teduh!
.......................................
.......................................
d.
Nada
Sikap
penyair terhadap pembaca adalah hanya member tahu saja.
e. Amanat
Pesan yang
tersirat dari puisi tersebut adalah kita harus bersyukur saat hujan turun ,karena
kita masih diberi air.
Struktur
a.
Diksi ( Pemilihan
kata yang dianggap mengandung nilai tertentu )
o Hujan
adalah diksi yang sangat tepat untuk
mewakili objek dalam puisi tersebut.
o Dibalikmu
adalah diksi yang tepat untuk menggambarkan tema dalam puisi tersebut.
o Dibalikmu
teduh adalah diksi yang tepat untuk menggambarkan rasa simpati penyair dalam
puisi tersebut.
b.
Pengimajian
( angan – angan )
Pengimajian yang terdapat dalam puisi
tersebut adalah Imajinasi taktil (
seolah- olah terasa ) yang nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-2 dalam
bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
........................................................................
meski gigilmu menggigit sekujur raga fanaku
........................................................................
meski gigilmu menggigit sekujur raga fanaku
........................................................................
Penyair menggambarkan seolah kita merasakan
kedinginan karena turunnya hujan.
c.
Gaya
Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan penyair dalam
puisi itu adalah Personifikasi , yang nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-2
dalam bait puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
........................................................................
meski gigilmu menggigit sekujur raga fanaku
........................................................................
meski gigilmu menggigit sekujur raga fanaku
........................................................................
Dingin yang membuat menggigil manusia merupakan
sesuatu yang tak bernyawa dan hanya bisa dirasakan dijadikan seolah memiliki
sifat manusia ( menggigit ).
d.
Irama
Irama dalam puisi
tersebut adalah irama yang menghentak,tergambar dari sikap penyair terhadap
objek, ia merasa resah karena ajal terus mengintainya setiap waktu.
e.
Rima
Rima yang terdapat
dalam puisi tersebut adalah rima internal ( rima yang terdapat
pada baris yang sama ). Nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-1 dalam bait
pertama puisi tersebut.Terdapat dalam kutipan berikut :
Mengintai
ajal yang mengendap
...................................................
...................................................
KETIKA KUDENGAR SUARAMU
Ketika
kudengar suaramu
tahu aku tak mungkin menyauk wajah
di deras sungai air mengalir
tahu aku tak mungkin menyauk wajah
di deras sungai air mengalir
Ketika
kudengar suaramu
paham aku tak mungkin bercermin diri
di cabik langit menganga
paham aku tak mungkin bercermin diri
di cabik langit menganga
Ketika
kudengar suaramu
tersadar aku
begitu jauh jarak
yang telah memisahkan kita
tersadar aku
begitu jauh jarak
yang telah memisahkan kita
(
Hasanuddin WS, 1992 , hal 39 )
Isi
a.
Objek
Objek dalam puisi tersebut adalah
Suaramu
, karena penyair membicarakan tentang suara seseorang yang ia rindukan .Hal
tersebut nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-1 dalam bait pertama puisi
diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
Ketika ku dengar suaramu
..........................................
..........................................
b.
Tema
Pokok
persoalan pada puisi tersebut adalah Kerinduan , karena penyair
menceritakan tentang kerinduannya pada seseorang yang jauh disana,apalagi saat
ia mendengar suaranya. Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-2
dan 3 dalam bait ketiga puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
...................
tersadar aku
begitu jauh jarak
yang telah memisahkan kita
tersadar aku
begitu jauh jarak
yang telah memisahkan kita
1.
Rasa
/ feeling
Sikap
penyair terhadap objek adalah Rasa antipati , penyair merasa tersiksa
atas kerinduannya pada seseorang yang jauh disana,apalagi saat ia mendengar
suaranya .Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada setiap baris dalam bait
ke-3 puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
Ketika
kudengar suaramu
tersadar aku
begitu jauh jarak
yang telah memisahkan kita
tersadar aku
begitu jauh jarak
yang telah memisahkan kita
c.
Nada
Sikap
penyair terhadap pembaca adalah hanya memberi tahu saja.
d. Amanat
Pesan yang
tersirat dari puisi tersebut adalah kita harus selalu bersabar dalam menahan
perasaan rindu kita pada seseorang.
Struktur
a.
Diksi ( Pemilihan
kata yang dianggap mengandung nilai tertentu )
o Suaramu
adalah diksi yang sangat tepat untuk
mewakili objek dalam puisi tersebut.
o Jauh
jarak adalah diksi yang tepat untuk menggambarkan tema dan rasa
antipati dalam puisi tersebut.
b.
Pengimajian
( angan – angan )
Pengimajian yang terdapat dalam puisi
tersebut adalah Imajinasi visual dan imajinasi auditif ( seolah- olah terlihat dan terdengar
) yang nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-3 dalam bait pertama puisi
diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
...........................................
di deras sungai air mengalir
...........................................
di deras sungai air mengalir
...........................................
Penyair menggambarkan seolah kita melihat
air sungai yang mengalir dan mendengar suara alirannya yang deras.
c.
Gaya
Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan penyair dalam
puisi itu adalah Personifikasi , yang nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-3
dalam bait kedua puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
......................................
dicabik langit menganga
dicabik langit menganga
Langit yang merupakan sesuatu yang tak bernyawa
seolah memiliki sifat manusia ( cabik ).
d.
Irama
Irama
dalam puisi tersebut adalah irama yang menghentak,tergambar dari
sikap penyair terhadap objek,penyair merasa tersiksa atas kerinduannya pada
seseorang yang jauh disana,apalagi saat ia mendengar suaranya.
e.
Rima
Rima yang terdapat
dalam puisi tersebut adalah rima internal ( rima yang terdapat
pada baris yang sama ). Nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-3 dalam bait
pertama puisi tersebut.Terdapat dalam kutipan berikut :
.............................................
Di deras sungai air mengalir
..............................................
Di deras sungai air mengalir
..............................................
SEBATAS APA
Sebatas
sajadah inikah takutku padamu
berbilang bilang lidah melafal
tak jua sampai ke tingkap faal
berbilang bilang lidah melafal
tak jua sampai ke tingkap faal
Sebatas
dinding inikah kusimpan harap
menghitung sisa senarai usia
tak jua sampai ke batas asa
menghitung sisa senarai usia
tak jua sampai ke batas asa
Sebatas
apa
ku layak kau sapa ?
ku layak kau sapa ?
(
Hasanuddin WS, 1995 , hal 49 )
Isi
a.
Objek
Objek dalam puisi tersebut
adalah Tuhan ( Allah ) , karena penyair membicarakan
tentang Tuhan , ketika ia menggunakan kata sajadah berarti saat beribadah .Hal
tersebut nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-1 dalam bait pertama puisi
diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
Sebatas sajadah inikah takutku padamu
...............................................................
b.
Tema
Pokok
persoalan pada puisi tersebut adalah Perenungan , karena penyair
menceritakan tentang perenungannya terhadap ketaatannya pada Tuhan Nya. Hal
tersebut nampak ditulis oleh penyair pada bait ketiga puisi diatas.Terdapat
dalam kutipan berikut:
Sebatas apa
ku layak kau sapa ?
ku layak kau sapa ?
c.
Rasa
/ feeling
Sikap
penyair terhadap objek adalah Rasa simpati , penyair merasa ia
telah mengabaikan ketaatan pada Tuhan Nya.Hal tersebut nampak ditulis oleh
penyair pada baris ke-1 dalam bait pertama puisi diatas.Terdapat dalam kutipan
berikut:
Sebatas
sajadah inikah takutku padamu
..............................................................
..............................................................
d.
Nada
Sikap
penyair terhadap pembaca adalah menasihati agar kita taat pada Tuhan kita
setiap waktu. Hal tersebut nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-1 dalam
bait pertama puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
Sebatas sajadah inikah takutku padamu
..............................................................
e. Amanat
Pesan
yang tersirat dari puisi tersebut adalah kita harus selalu taat pada Tuhan kita
setiap waktu bukan hanya saat kita beribadah. Hal tersebut nampak ditulis oleh
penyair pada baris ke-1 dalam bait pertama puisi diatas.Terdapat dalam kutipan
berikut:
Sebatas sajadah inikah takutku
padamu
...............................................................
...............................................................
Struktur
a.
Diksi ( Pemilihan
kata yang dianggap mengandung nilai tertentu )
o Sebatas
sajadah adalah diksi yang sangat tepat
untuk mewakili objek dalam puisi tersebut.
o Sebatas
apa adalah diksi yang tepat untuk menggambarkan tema dalam puisi tersebut.
o Sebatas
sajadah inikah takutku padamu adalah diksi
yang tepat untuk menggambarkan rasa,
nada , dan amanat dalam puisi tersebut.
b.
Pengimajian
( angan – angan )
Pengimajian yang terdapat dalam puisi
tersebut adalah Imajinasi taktil ( seolah- olah terasa ) yang nampak ditulis
oleh penyair pada baris ke-1 dalam bait pertama puisi diatas.Terdapat dalam
kutipan berikut:
Sebatas
sajadah inikah takutku padamu
...............................................................
...............................................................
Penyair menggambarkan seolah kita merasakan
perasaan sedih saat kita merenungi ketaatan kita pada Tuhan kita.
c.
Gaya
Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan penyair dalam
puisi itu adalah Sinekdoke, yang nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-1 dalam
bait pertama puisi diatas.Terdapat dalam kutipan berikut:
Sebatas sajadah inikah takutku padamu
..............................................................
Kata sebatas menyatakan keseluruhan ketakutan kita
pada Tuhan.
d.
Irama
Irama dalam puisi
tersebut adalah irama yang syahdu, tergambar dari sikap penyair terhadap objek,
penyair merasa ia telah mengabaikan ketaatan pada Tuhan Nya.
e.
Rima
Rima yang terdapat
dalam puisi tersebut adalah rima eksternal( rima yang terdapat
pada baris yang berbeda ). Nampak ditulis oleh penyair pada baris ke-2 dan 3
dalam bait pertama puisi tersebut.Terdapat dalam kutipan berikut :
.............................................
berbilang – bilang lidah melafal
berbilang – bilang lidah melafal
BAB III
KESIMPULAN
Setelah
menganalisis beberapa puisi dari Antalogi puisi yang berjudul Laut
Tak Berbatas karya Hasanuddin WS saya dapat menyimpulkan bahwa puisi
– puisi tersebut mempunyai banyak makna yang sangat berguna bagi kehidupan
kita. Mengkaji objek, tema , rasa , nada , dan amanat dapat memberikan
pelajaran yang sangat berharga bagi saya.
Selain
kaitannya dengan saya sebagai mahasiswa yang bergelut dalam dunia pendidikan.
Keseluruhan puisi yang saya analisis berceritakan tentang seseorang yang merasakan
kegalauan dalam hidupnya, dia merasa sendiri dan kesepian. Dia merasa kerinduan
kepada kekasihnya.Namun ada beberapa puisi diatas yang juga bernuansa
religious, curahan hati seseorang yang ditujukan untuk Tuhan- Nya.