Tuesday, November 17, 2020
Tuesday, August 11, 2020
STRUKTUR & KAIDAH KEBAHASAAN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI
Haii Sahabat Indonesia...
Pada pembahasaan
sebelumnya kita telah belajar tentang pengertian, ciri-ciri serta fungsi dan
tujuan Teks Laporan Hasil Observasi, Kali
ini kita akan belajar tentang Struktur dan Kaidah kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi.
Struktur
merupakan susunan atau bagian-bagian suatu benda, sebagai permisalan saya
contohkan struktur manusia, manusia terdiri dari struktur/ bagian atas
(kepala), bagian inti (tubuh) dan bagian bawah (kaki). Nah… sama seperti
manusia, Teks Laporan Hasil Observasi memiliki
struktur seperti berikut:
1.
Pernyataan
Umum è Definisi umum mengenai objek yang
dilaporkan (berisi definisi dan klasifikasi)
2.
Deskripsi
Bagian (Aspek yang dilaporkan) è Rincian hal-hal yang dilaporkan (deskripsi)
3.
Deskripsi
Manfaat è Manfaat dari objek yang diobservasi
KAIDAH KEBAHASAAN TEKS LHO
Kaidah kebahasaan
teks laporan hasil observasi merupakan aturan-aturan berkaitan kebahasaan yang
digunakan dalam teks biografi, yaitu meliputi:
1. 1. Istilah teknis
Istilah teknis
merupakan kata/gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan/sifat khas dalam bidang tertentu. Contoh:
-
Istilah teknis di bidang teknologi: bluetooth,
mouse, dll.
-
Istilah teknis di bidang pendidikan: peserta didik,
guru, dll.
2. 2. Kalimat Definisi dan Kalimat Deskripsi
- Kalimat definisi merupakan kalimat yang memberikan keterangan/penjelasan mengenai suatu objek (ditandai dengan verba relasional : adalah, ialah, merupakan dll)
-
Kalimat deskripsi merupakan kalimat yang digunakan
untuk menggambarkan sesuatu, bisa untuk menggambarkan rasa, ukuran, dsb.
Contohnya adalah manis, asam, besar dsb.
3. 3. Kata rujukan
Kata rujukan merupakan kata yang merujuk pada kata lain yang memperlihatkan keterkaitan. Kata rujukan tersebut bisa berupa rujukan benda (ini, itu), tempat (di sini, di sana), dan rujukan personel (dia, mereka, belibm Frasa
Frasa merupakan gabungan kata yang mengisi satu fungsi sintaksis dalam kalimat. Frasa hanya menduduki satu fungsi, yaitu dapat sebagai Subjek/Predikat/Objek/Keterangan/pelengkap.
Frasa dapat
berupa:
-
Frasa Nomina (Frasa kata benda), contohnya: Anggur merah,
kelinci putih, ayam jantan dll.
-
Frasa Verba (Frasa kata kerja), contohnya:
Sedang menulis, akan dihapus, dll
-
Frasa Adjektiva (Frasa kata sifat), contohnya:
Sangat cantik, terlalu indah, dll
4. 4. Sinonim dan Antonim
Sinonim merupakan kata yang maknanya
mirip/sama dengan kata lain (persamaan makna kata), sedangkan Antonim merupakan kata yang berlawanan
makna dengan kata lain (lawan makna
kata). Contoh :
·
Sinonim :
Hewan = Binatang
Bahagia = Senang
Realita = Kenyataan
Bohong = Dusta
·
Antonim :
Tutup >< Buka
Pasang >< Surut
Maju >< undur
Mahal >< Murah
5. 5. Kalimat Simpleks dan Kalimat kompleks
Pola kalimat merupakan rangkaian kata
yang minimal terdiri atas fungsi subjek (S) dan Predikat (P). Pola kalimat
inilah yang membedakan antara kalimat
simpleks dan kalimat simpleks.
Ø
Kalimat
Simpleks (Kalimat Tunggal) merupakan kalimat yang di dalamnya terdapat satu
kata kerja ( satu predikat utama). Contoh kalimat simpleks:
Kelinci
memakan wortel (Terdapat satu
predikat)
S P O
Ø
Kalimat
Kompleks (Kalimat Majemuk) merupakan kalimat yang memiliki dua pola kalimat
(dua kata kerja utama). Contoh kalimat kompleks:
Kucing
masuk rumah dan mencari makanan di dapur
S
P O
(konj) P O Ket. Tmpat
(Terdapat
2 predikat, dan ada konjungsi/ kata penghubung dan)
Kalimat kompleks biasanya ditandai
dengan adanya kata penghubung intrakalimat (dalam satu kalimat), kata
penghubung ini digunakan untuk menggabungkan dua klausa atau dua pola kalimat. Kata penghubung atau konjungsi intrakalimat
dibagi menjadi dua, yaitu Kata
penghubung koordinatif dan kata penghubung subordinatif.
Ø
Konjungsi
Koordinatif merupakan konjungsi yang menggabungkan kata atau klausa yang
berstatus sama (setara), yang nantinya akan menjadikan sebuah kalimat menjadi Kalimat Majemuk Setara.
No |
Konjungsi/Kata
Penghubung |
Fungsi |
1 |
dan |
Menunjukkan hubungan
penambahan |
2 |
serta |
Menunjukkan
hubungan penyertaan |
3 |
atau |
Menunjukkan hubungan
pemilihan |
4 |
Tetapi,
namun, melainkan |
Menunjukkan hubungan
pertentangan |
5 |
Padahal,
sedangkan |
Menunjukkan hubungan
perlawanan |
Contoh kalimat:
ü
Dan è
Aku sedang makan dan adikku sedang belajar di kamar.
ü
Serta è
Ayah mengajakku, adikku, serta ibu untuk pergi berlibur.
ü
Atau è
Aku sedang tidak ingin makan atau minum saat ini.
ü
Tetapi è
Aku ingin berlibur, tetapi keadaan saat ini tidak memungkinkan.
ü
Padahal è
Rani tetap bersekolah, padahal ia masih belum pulih dari sakitnya.
Ø
Konjungsi
Subordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan anak kalimat dan induk
kalimat (tidak setara), yang nantinya akan menjadikan sebuah kalimat menjadi kalimat majemuk bertingkat.
No |
Konjungsi/Kata
Penghubung |
Fungsi |
1 |
Sejak,
saat, ketika, sebelum, setelah |
Menunjukkan hubungan
waktu |
2 |
Bila,
jika, kalau |
Menunjukkan hubungan
syarat |
3 |
Untuk
, agar, supaya |
Menunjukkan hubungan
tujuan |
4 |
Sebab,
akibat, karena |
Menunjukkan hubungan
penyebab |
5 |
Sehingga,
jadi, maka |
Menunjukkan hubungan
akibat |
6 |
Meskipun,
biarpun, walaupun |
Menunjukkan hubungankonsesif
pertentangan |
7 |
Dengan,
secara |
Menunjukkan hubungan
cara/alat |
Contoh
kalimat:
ü
Saat è
Aku pergi ke sekolah, saat ibu sedang memandikan adik.
ü
Jika è
Aku akan mendapatkan nilai bagus jika aku rajin belajar.
ü
Supaya è
Aku harus menyiram tanamanku supaya ia tumbuh dengan baik.
ü
Karena è
Lila tidak bermain denganku hari ini, karena dia sedang pergi ke rumah
pamannya.
ü
Walaupun è
Ani tetap belajar walaupun ini hari Minggu.
ü
Dengan è
Dokter mengobati lukaku dengan hati-hati.
Sumber
Suherli, dkk. 2016. Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra tidak dibawa malaikat dari langit. Sastra tidak datang begitu saja. Ia la...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra tidak dibawa malaikat dari langit. Sastra tidak datang begitu saja. Ia la...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah tidak berkembang kearah masa depan dengan tujuan pasti, melainkan berg...