Tuesday, August 11, 2020

 

STRUKTUR & KAIDAH KEBAHASAAN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

                                     

Haii Sahabat Indonesia...

Pada pembahasaan sebelumnya kita telah belajar tentang pengertian, ciri-ciri serta fungsi dan tujuan Teks Laporan Hasil Observasi, Kali ini kita akan belajar tentang Struktur dan Kaidah kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi.

Struktur merupakan susunan atau bagian-bagian suatu benda, sebagai permisalan saya contohkan struktur manusia, manusia terdiri dari struktur/ bagian atas (kepala), bagian inti (tubuh) dan bagian bawah (kaki). Nah… sama seperti manusia, Teks Laporan Hasil Observasi memiliki struktur seperti berikut:

1.    Pernyataan Umum è Definisi umum mengenai objek yang dilaporkan (berisi definisi dan klasifikasi)

2.    Deskripsi Bagian (Aspek yang dilaporkan) è Rincian hal-hal yang dilaporkan  (deskripsi)

3.    Deskripsi Manfaat è Manfaat dari objek yang diobservasi

 

KAIDAH KEBAHASAAN TEKS LHO

Kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi merupakan aturan-aturan berkaitan kebahasaan yang digunakan dalam teks biografi, yaitu meliputi:

1.       1.    Istilah teknis

Istilah teknis merupakan kata/gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan/sifat khas dalam bidang tertentu. Contoh:

-          Istilah teknis di bidang teknologi: bluetooth, mouse, dll.

-          Istilah teknis di bidang pendidikan: peserta didik, guru, dll.

 

2.       2.    Kalimat Definisi dan Kalimat Deskripsi

-      Kalimat definisi merupakan kalimat yang memberikan keterangan/penjelasan mengenai suatu objek (ditandai dengan verba relasional : adalah, ialah, merupakan dll)

-          Kalimat deskripsi merupakan kalimat yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu, bisa untuk menggambarkan rasa, ukuran, dsb. Contohnya adalah manis, asam, besar dsb.


3.     3.      Kata rujukan

       Kata rujukan merupakan kata yang merujuk pada kata lain yang memperlihatkan keterkaitan. Kata rujukan tersebut bisa berupa rujukan benda (ini, itu), tempat (di sini, di sana), dan rujukan personel (dia, mereka, belibm Frasa

    Frasa merupakan gabungan kata yang mengisi satu fungsi sintaksis dalam kalimat. Frasa hanya menduduki satu fungsi, yaitu dapat sebagai Subjek/Predikat/Objek/Keterangan/pelengkap.

Frasa dapat berupa:

-          Frasa Nomina  (Frasa kata benda), contohnya: Anggur merah, kelinci putih, ayam jantan dll.

-          Frasa Verba (Frasa kata kerja), contohnya: Sedang menulis, akan dihapus, dll

-          Frasa Adjektiva (Frasa kata sifat), contohnya: Sangat cantik, terlalu indah, dll

 

4.       4.    Sinonim dan Antonim

Sinonim merupakan kata yang maknanya mirip/sama dengan kata lain (persamaan makna kata), sedangkan Antonim merupakan kata yang berlawanan makna dengan kata lain  (lawan makna kata). Contoh :

·         Sinonim :

Hewan = Binatang

Bahagia = Senang

Realita = Kenyataan

Bohong = Dusta

 

·         Antonim :

Tutup >< Buka

Pasang >< Surut

Maju >< undur

Mahal >< Murah

 

5.       5.    Kalimat Simpleks dan Kalimat kompleks

Pola kalimat merupakan rangkaian kata yang minimal terdiri atas fungsi subjek (S) dan Predikat (P). Pola kalimat inilah yang membedakan antara kalimat simpleks dan  kalimat simpleks.

Ø  Kalimat Simpleks (Kalimat Tunggal) merupakan kalimat yang di dalamnya terdapat satu kata kerja ( satu predikat utama). Contoh kalimat simpleks:

 

Kelinci memakan wortel    (Terdapat satu predikat)

      S              P              O

 

Ø  Kalimat Kompleks (Kalimat Majemuk) merupakan kalimat yang memiliki dua pola kalimat (dua kata kerja utama). Contoh kalimat kompleks:

Kucing masuk rumah dan mencari makanan di dapur

      S          P           O     (konj)    P              O             Ket. Tmpat

 

(Terdapat 2 predikat, dan ada konjungsi/ kata penghubung dan)

 

Kalimat kompleks biasanya ditandai dengan adanya kata penghubung intrakalimat (dalam satu kalimat), kata penghubung ini digunakan untuk menggabungkan dua klausa atau dua pola kalimat. Kata penghubung atau konjungsi intrakalimat dibagi menjadi dua, yaitu Kata penghubung koordinatif dan kata penghubung subordinatif.

Ø  Konjungsi Koordinatif merupakan konjungsi yang menggabungkan kata atau klausa yang berstatus sama (setara), yang nantinya akan menjadikan sebuah kalimat menjadi Kalimat Majemuk Setara.

No

Konjungsi/Kata Penghubung

Fungsi

1

dan

Menunjukkan hubungan penambahan

2

serta

Menunjukkan hubungan penyertaan

3

atau

Menunjukkan hubungan pemilihan

4

Tetapi, namun, melainkan

Menunjukkan hubungan pertentangan

5

Padahal, sedangkan

Menunjukkan hubungan perlawanan

Contoh kalimat:

ü  Dan è Aku sedang makan dan adikku sedang belajar di kamar.

ü  Serta è Ayah mengajakku, adikku, serta ibu untuk pergi berlibur.

ü  Atau è Aku sedang tidak ingin makan atau minum saat ini.

ü  Tetapi è Aku ingin berlibur, tetapi keadaan saat ini tidak memungkinkan.

ü  Padahal è Rani tetap bersekolah, padahal ia masih belum pulih dari sakitnya.

 

Ø  Konjungsi Subordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan anak kalimat dan induk kalimat (tidak setara), yang nantinya akan menjadikan sebuah kalimat menjadi kalimat majemuk bertingkat.

No

Konjungsi/Kata Penghubung

Fungsi

1

Sejak, saat, ketika, sebelum, setelah

Menunjukkan hubungan waktu

2

Bila, jika, kalau

Menunjukkan hubungan syarat

3

Untuk , agar, supaya

Menunjukkan hubungan tujuan

4

Sebab, akibat, karena

Menunjukkan hubungan penyebab

5

Sehingga, jadi, maka

Menunjukkan hubungan akibat

6

Meskipun, biarpun, walaupun

Menunjukkan hubungankonsesif pertentangan

7

Dengan, secara

Menunjukkan hubungan cara/alat

                                Contoh kalimat:

ü  Saat è Aku pergi ke sekolah, saat ibu sedang memandikan adik.

ü  Jika è Aku akan mendapatkan nilai bagus jika aku rajin belajar.

ü  Supaya è Aku harus menyiram tanamanku supaya ia tumbuh dengan baik.

ü  Karena è Lila tidak bermain denganku hari ini, karena dia sedang pergi ke rumah pamannya.

ü  Walaupun è Ani tetap belajar walaupun ini hari Minggu.

ü  Dengan è Dokter mengobati lukaku dengan hati-hati.

 

Sumber
Suherli, dkk. 2016. Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MATERI NEGOSIASI BAGIAN 2